24 C
id

Kementerian PPPA dan NTB Sinergi Lindungi Anak Daerah Rawan Bencana

Foto : Asisten Deputi Perlindungan Anak Kondisi Khusus Kementerian PPPA, Elvi Handraeni bersama Kepala Dinas DP3AP2KB Provinsi NTB, Hj Husnanidiaty Nurdin pada kegiatan pelatihan pemberian dukungan psikososial bagi lembaga layanan berbasis masyarakat di kawasan kebencanaan di Mataram, Kamis (19/8/2021).


iteNTB - Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak bersama Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat, bersinergi membangun penguatan psikososial anak di daerah rawan bencana.


Asisten Deputi Perlindungan Anak Kondisi Khusus Kementerian PPPA, Elvi Handraeni, mengatakan, terdapat 5 sampai 9 potensi bencana yang ada di NTB mengutip keterangan BPBD setempat. Oleh karena itu untuk bisa mempersiapkan keadaan darurat terutama terkait perlindungan terhadap anak, diperlukan upaya pencegahan salah satunya meningkatkan kewaspadaan.


"Salah satu kelompok rentan selain perempuan di dalam bencana adalah anak," kata Elvi pada kegiatan pelatihan pemberian dukungan psikososial bagi lembaga layanan berbasis masyarakat di kawasan kebencanaan di Mataram, Kamis.


Ia menjelaskan, bahwa di dalam suatu bencana anak mempunyai banyak sekali kebutuhan yang harus diperhatikan. Di antaranya masalah keselamatan, pendidikan dan psikologisnya. Selain itu Elvi juga menyinggung salah satu dampak bencana terhadap anak adalah masalah perkawinan anak dan trafficking. 


"Mereka mudah sekali trauma, dan kita lah yang akan mengurangi trauma mereka," katanya.


Sementara itu, Kepala Dinas DP3AP2KB Provinsi NTB, Hj Husnanidiaty Nurdin, mengatakan bahwa NTB selain sebagai daerah dengan tingkat kerawanan yang cukup tinggi, saat ini juga dihadapkan dengan kondisi pandemi COVID-19 yang berdampak terhadap anak. 


Oleh karenanya, untuk mencegah penularan dan dampak kesehatan dari COVID-19 terhadap anak, pemerintah terus berupaya mempercepat serapan vaksin terhadap anak, terutama yang berusia antara 12 sampai 18 tahun di wilayah itu.


"Sekitar awal bulan september, bekerjasama dengan Dikbud dan Pramuka kita akan mencoba melakukan kegiatan vaksin masal kepada para siswa," katanya.


Eni sapaan akrabnya menambahkan, terdapat sekitar 533.491 anak yang harus di vaksin di NTB. Namun hingga saat ini baru 19.698 yang telah divaksin dosis I, dan 8.650 yang telah divaksin dosis II. Pemerintah Provinsi NTB akan terus berupaya melakukan sosialisasi dan edukasi termasuk akan melakukan kegiatan vaksin masal, sehingga seluruh pihak dapat ikut membantu memberikan pemahaman yang menyeluruh terhadap pentingnya vaksinasi Covid-19 kepada anak.


"Sekitar awal bulan september, bekerjasama dengan Dikbud dan Pramuka kita akan mencoba melakukan kegiatan vaksin masal kepada para siswa," katanya.



Postingan Lama
Postingan Lebih Baru

Posting Komentar

Ads Single Post 4