24 C
id

Kasus COVID-19 di NTB Kembali Naik. Apa Karena Omicron?

Keterangan Foto: Kepala Dinas Kesehatan NTB, dr Lalu Hamzi Fikri.

iteNTB - Kasus harian COVID-19 di Nusa Tenggara Barat kembali meningkat setelah beberapa bulan tidak terjadi temuan kasus baru di provinsi itu.


Kepala Dinas Kesehatan NTB, dr Lalu Hamzi Fikri mengakui ada terjadi peningkatan kasus harian. Meski demikian status COVID-19 di wilayah itu masih tetap terkendali atau pada level 1.


"Ada terjadi peningkatan kasus harian. Per 1 Pebruari kemarin itu ada 36 kasus, padahal sebelumnya 31 Januari hanya 10 kasus," ujarnya di Kantor Gubernur NTB di Mataram, Rabu.


Ia mengatakan, dari 36 kasus temuan baru tersebut belum bisa dipastikan apakah varian COVID-19 biasa atau Omicron. Mengingat hasilnya masih dalam pemeriksaan Balitbang Kemenkes.


"Apakah Omicron atau COVID-19 biasa, belum bisa kita pastikan. Walaupun di daerah kita sudah ada dua kasus varian baru yang ditemukan pada Januari lalu," terang Hamzi Fikri.


Menurutnya, untuk mencegah lebih banyak penyebaran kasus tersebut, saat ini pihaknya tengah menggencarkan tracking dan testing kepada mereka yang kontak erat dengan pasien. 


"Selain tracking dan testing, upaya lain yang kita lakukan yakni menggencarkan vaksinasi baik itu dosis tahap kedua, lansia, dan vaksinasi anak usia 6-11 tahun, termasuk booster," ucapnya.


Disamping itu, pihaknya mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk tidak lupa mematuhi protokol kesehatan dengan selalu memakai masker, menjaga jarak dan tidak berkerumun. 


"Yang paling penting ini juga masyarakat lagi-lagi harus vaksin bagi yang belum," katanya.


Hal senada juga disampaikan Asisten III Setda Pemprov NTB, dr Nurhandini Eka Dewi bahwa kasus COVID-19 di daerah itu mulai naik. 


"Memang dalam seminggu terakhir angka kasus COVID-19 kita naik dan itu ada yang terjadi pada anak-anak sekolah," ujarnya 


Menurut dr Eka sapaan akrabnya,  berdasarkan hasil penelusuran (tracing) yang dilakukan, kasus-kasus COVID-19 yang terjadi saat ini banyak disebabkan melalui pelaku perjalanan yang kemudian menular ke lingkungan keluarga. 


"Rata-rata COVID-19 ini dari pelaku perjalanan hingga menyebar keluarga, kemudian menular lagi kepada anak yang anak itu juga sekolah, meski jumlah anak positif tidak banyak," ungkap dr Eka.


Oleh karena itu, agar kasus tersebut tidak terus meningkat, pihaknya lagi-lagi mengimbau masyarakat untuk tidak meremehkan COVID-19 karena penyakit itu masih ada. 


"Tetap untuk salah satu cara untuk menangkal ini harus patuhi protokol kesehatan pakai masker, jaga jarak dan tidak berkerumun. Jangan lupa juga vaksin bagi yang belum vaksin," katanya.


Postingan Lama
Postingan Lebih Baru

Posting Komentar

Ads Single Post 4