24 C
id

Harga Cabai di NTB Makin Pedas

 

Keterangan Foto: Cabai

iteNTB - Dinas Pertanian dan Perkebunan Nusa Tenggara Barat (NTB) mengungkapkan lonjakan hargai cabai yang terjadi di sejumlah pasar di wilayah itu akibat perubahan cuaca menjadi kemarau basah sehingga berimbas pada menurunnya hasil produksi petani.


"Setelah kita cek di lapangan, memang kenaikan harga cabai ini dipicu akibat cuaca sehingga banyak cabai terserang hama yang berimbas pada penurunan produksi di tingkat petani," kata Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) NTB, Fathul Gani di Mataram, Sabtu.


Selain pengaruh cuaca, sebut Fathul Gani, kenaikan harga cabai tersebut juga dipicu karena banyak petani yang lebih memilih mengirim cabai ke Pulau Jawa, karena tergiur dengan harga jual yang lebih tinggi, sehingga menyebabkan pasokan di wilayah itu menjadi terbatas.


"Kenapa harganya melonjak sampai Rp100-120 lebih per kilogram, karena permintaan di Pulau Jawa juga tinggi. Kalau ke Jawa bisa sampai Rp80-100 ribu dihargai. Sedangkan kalau di lokal cuman Rp40-50 ribu. Makanya mereka untung kalau kirim keluar," terangnya.


"Tetapi kita sudah bertemu dengan petani dan berkomunikasi untuk mencoba mengetuk hati nurani mereka. Boleh kirim, silahkan tetapi penuhi dulu kebutuhan lokal. Kecuali harga di NTB sudah stabil, ya silahkan kalau mau kirim keluar," sambung mantan Kepala Dinas Ketahanan Pangan NTB ini.


Meski demikian, menurutnya, kondisi ini tidak akan berlangsung lama. Pasalnya, dari informasinya pada Juli, petani cabai di Pulau Jawa sudah mulai panen raya. Bahkan, pihaknya menargetkan harga cabai bisa kembali normal di kisaran harga Rp30-40 ribu per kilogram.


Fathul Gani, menyatakan kendati terjadi kenaikan harga pasokan cabai ke sejumlah pasar tradisional khususnya di Kota Mataram masih aman, karena setiap hari pasokan dari kabupaten lain tetap ada meskipun jumlah menurun.


"Jadi, lonjakan ini sifatnya fluktuatif. Mudah-mudahan Juli sudah kembali norma harga cabai, tetapi kita juga harap harganya tidak terlampau jauh, karena kasihan juga nanti petani kalau cabai terlalu murah," ujarnya.


Oleh karena itu untuk menyiasati dan antisipasi kenaikan harga cabai, pihaknya mengajak masyarakat agar memanfaatkan pekarangan untuk menanam cabai agar dapat memenuhi kebutuhan keluarga ketika terjadi kenaikan harga seperti saat ini.


Dinas Pertanian Kota Mataram, mengatakan, perubahan cuaca menjadi kemarau basah yang terjadi saat ini pemicu kenaikan harga cabai di sejumlah pasar tradisional bahkan hingga menembus angka Rp100.000 per kilogram.


"Kenaikan cabai ini, tidak hanya terjadi di Mataram melainkan juga di daerah lain karena perubahan cuaca dan tanaman cabai banyak rusak terserang hama," kata Pejabat Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pertanian (Distan) Kota Mataram Triutami.


Kendati terjadi kenaikan harga cabai, lanjut Triutami, pasokan cabai ke sejumlah pasar tradisional di Mataram masih aman, karena setiap hari pasokan dari kabupaten lain tetap ada meskipun jumlah menurun.


Data Distan sebelumnya menyebutkan, pasokan cabai yang datang di pasar Induk Mandalika setiap hari mencapai 2-3 ton, tapi kini di bawah 1 ton per hari.


"Karenanya kondisi itu mempengaruhi harga cabai menjadi sangat fluktuatif," katanya.



Postingan Lama
Postingan Lebih Baru

Posting Komentar

Ads Single Post 4