24 C
id

NTB Minta Pempus Revisi HPP Jagung Dari Rp3.150/Kg Menjadi Rp4.400/Kg

Keterangan Foto: Ilustrasi jagung.

iteNTB - Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB), H Zulkieflimansyah meminta pemerintah Badan Pangan Nasional (Bapanas) merevisi Harga Pembelian Pemerintah (HPP) jagung dari Rp3.150 per kilogram menjadi Rp4.400 per kilogram.


"Kita telah meminta revisi HPP yang sebelumnya Rp3.150 per kilogram berdasarkan Permendag Nomor 7 Tahun 2020 menjadi Rp4.400 per kilogram," kata Zulkieflimansyah di Mataram, Senin (11/7/2022).


Ia mengatakan angka itu berdasarkan kajian dan analisa berbagai pihak seperti Dinas Pertanian dan Perkebunan NTB, Dinas Ketahanan Pangan, Dinas Perdagangan, BPTP, akademis atau praktisi, Bulog NTB. Termasuk dari hasil Focus Group Discussion (FGD) yang dilaksanakan Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTB dengan melibatkan pihak stakeholder terkait.


"Setelah sebelumnya kami meminta dukungan fasilitasi atau subsidi ongkos angkutan untuk patani kecil. Kami secara resmi telah menanda tangani dan melayangkan surat bernomor 521/230/SEK-DKP tertanggal 8 Juli 2022 tentang Permintaan Revisi atas Harga Acuan Pembelian (HAP) atau HPP kepada Kepala Bapanas" terang Zulkieflimansyah.


Gubernur menilai bahwa biaya produksi petani telah naik cukup tinggi sehingga HPP Rp3.150 per kilogram sudah tidak relevan. Hal ini diungkap gubernur, karena adanya kenaikan pada komponen biaya produksi jagung baik pada biaya jasa maupun biaya kebutuhan lainnya seperti obat-obatan dan pupuk. 


"Idealnya jika dinaikan pada angka Rp4.400 per kilogram," ujarnya.


"Makanya selain permintaan revisi HPP. Kami juga telah mengusulkan subsisdi atau fasilitasi biaya angkutan jagung dari lokasi sawah ke jalan raya atau gudang yang saat ini tengah dilakukan pendataan oleh Dinas Ketahanan Pangan NTB dengan berkoordinasi dengan dinas terkait di kabupaten dan kota di NTB," sambung Bang Zul sapaan akrabnya.


Selain bersurat resmi, Bang Zul juga akan melakukan pendekatan dan lobi langsung kepada Kepala Bapanas, agar permintaan revisi HPP komoditi jagung tersebut dapat disetujui dalam waktu dekat. 


Bang Zul optimis Bapanas akan mengatensi hal tersebut. Meski demikian pihaknya tidak menampik adanya kemungkinan perubahan persetujuan di angka, mengingat revisi tersebut juga harus mempertimbangkan aspek lainnya. 


Pihaknya pun saat ini mengaku sedang terus mendorong pihak pengusaha baik BUMN (Bulog) maupun swasta, untuk mekakukan pengambilan secara langsung, Bisnis to Bisnis (B2B). Dengan tujuan menyerap jagung di NTB yang saat ini berdasarkan data masih ada stok sekitar 300.000.


"Kita akan dorong terus Bulog dan perusahaan pakan ternak dari berbagai daerah untuk melakukan penyerapan jagung di NTB. Hal itu untuk meningkatkan permintaan jagung sehingga dengan banyaknya pembeli, diharapkan harga jagung akan dapat stabil," ucapnya.


Sementara untuk opsi ekspor jagung, Bang Zul masih terus berkoordinasi dengan pihak terkait. Mengingat adanya larangan dari pemerintah pusat untuk ekspor, dalam rangka menjaga kepastian ketersediaan pangan nasional.


"Namun, jika pendataan realtime yang sedang kita lakukan telah selesai. Dan ternyata memang jagung kita over stok untuk kebutuhan nasional. Maka itu akan menjadi dasar kita mengusulkan ke pemerintah pusat untuk buka opsi ekspor. Intinya, kami akan melakukan berbagai upaya agar harga jagung di NTB stabil. Doa kan agar semua dimudahkan," tandasnya.



Postingan Lama
Postingan Lebih Baru

Posting Komentar

Ads Single Post 4