24 C
id

Tanah Dihargai Rp20 Ribu, Ratusan Warga Tolak Pembebasan Lahan Bendungan Beringin Sila

Keterangan Foto: Bendungan Beringin Sela di Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB).

iteNTB - Sebanyak 160 warga pemilik lahan yang terdampak pembangunan mega proyek Bendungan Beringin Sela di Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB) menolak harga tawaran pembebasan lahan yang diberikan pemerintah karena dinilai sangat merugikan.


Salah satu perwakilan warga yang juga pemilik lahan yang ikut terdampak pembangunan, H Abdul Majid mengaku harga yang ditawarkan pemerintah sangat tidak wajar. Karena tanah atau lahan milik mereka hanya dihargai Rp20 ribu per meter persegi atau Rp2 juta per are.


"Tanah kami dihargai dengan harga Rp20 ribu per meter persegi atau Rp2 juta per are. Harga tanah seperti itu, jelas kami tidak setuju karena kalau dengan harga segitu tidak akan bisa lagi beli tanah baru. Sementara tanah tersebut adalah sumber mata pencaharian kami untuk bertani, berkebun dan berternak," ujarnya dihubungi melalui telepon dari Mataram, Selasa.


Ia menyatakan, untuk membeli lahan baru, warga harus merogoh kocek sebesar Rp25 juta per are. Hal ini tentu dirasa sangat memberatkan bagi mereka jika pemerintah memberikan harga lahan mereka serendah itu. Apalagi dengan biaya ganti rugi lahan yang sangat kecil.


"Tolong kedepankan aspek kemanusiaannya. Sebab kami juga butuh menjaga kelangsungan mata pencaharian ke depan untuk keluarga," ucap Abdul Majid.


Ia menyebutkan ada sekitar 160 orang warga yang akan mengalami nasib yang sama dengan dirinya. Mereka itu berasal dari tiga desa yakni Desa Motong, Desa Setuik Berang, dan Desa Tengah.


"Jumlah 160 orang warga itu berasal dari tiga desa yakni Desa Motong, Desa Setuik Berang, dan Desa Tengah. Rata-rata luas tanah warga, ada yang 17 are sampai dengan 50 are. Di atas lahan warga itu ada lahan yang sudah terpotong untuk jalan usaha tani," terangnya.


Menurutnya, warga menolak dengan harga yang ditawarkan pemerintah. Karena harga lahan mereka dihargai Rp1,8 juta sampai dengan Rp2 juta per are. Di antara itu banyak lahan yang ditawarkan itu diharga Rp1,8 juta per arenya.


"Intinya harga lahan yang ditawarkan bervariasi Rp1,8 juta sampai Rp2 juta," ucapnya.


Lahan milik warga ini biasanya dipergunakan untuk perkebunan dan peternakan. 


"Kalau lahan itu dijual dimana lagi kami harus menggembalakan ternak maupun melakukan aktivitas pertanian bila lahan tersebut dijual," ujarnya lirih.


Oleh karena warga berharap, pemerintah dapat membeli tanah tersebut paling tidak Rp10 juta per are.


"Janganlah sampai Rp2 juta. Karena kalau harga di luar itu bisa sampai Rp25-30 juta per arenya," ujarnya.


Pada dasarnya warga mendukung kebijakan pemerintah membangun bendungan dengan senang hati. Hanya saja harga lahan mereka dibayar dengan harga sepantasnya.


"Karena kita mau hidup dari mana lagi kalau lahan itu kita jual. Kalau tidak Rp10 juta jangan sampai Rp2 juta" katanya.


Kehadiran proyek jaringan irigasi bendungan Beringin Sila memakan biaya hingga Rp1,275 triliun yang rencananya akan diresmikan oleh Presiden RI pada Desember 2022.  


Diketahui Bendungan Beringin Sila di Desa Tengah, Kecamatan Utan, Kabupaten Sumbawa, NTB. Pembangunan Bendungan Beringin Sila dilakukan sejak Januari 2019 dengan biaya sebesar Rp1,721 triliun.


Ia menjelaskan pembangunan dilakukan dalam dua paket di 6mana Paket I dilaksanakan oleh PT Abipraya - Mina (KSO). Sementara Paket II oleh PT Nindya - Lestari (KSO) dan supervisi dilaksanakan oleh PT Indra Karya-Bina-Tuah (KSO).


Konstruksi Bendungan Beringin Sila didesain dengan tinggi 70,5 meter, panjang 787,58 meter, dan lebar puncak 12 meter. Bendungan tersebut juga memiliki total kapasitas tampungan 27,46 juta meter kubik dan luas genangan 126 hektare. 


Bendungan ini nantinya akan mampu mengairi lahan seluas 3.500 hektare dan menghasilkan air baku sebesar 76 liter per detik untuk mendukung pertanian di Kabupaten Sumbawa.


Selain itu, kehadiran bendungan ini juga memberikan manfaat untuk Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTM) sebesar 1,4 MW dan reduksi banjir sebesar 90,37 m3 per detik. Bahkan juga berpotensi sebagai tempat pariwisata, perikanan tangkap, dan tempat konservasi. 


Postingan Lama
Postingan Lebih Baru

Posting Komentar

Ads Single Post 4