24 C
id

Ricuh dan Bongkar Pagar DPRD Aksi Mahasiswa Mataram Tolak Harga BBM

Keterangan Foto: Para pengunjuk rasa merusak dan membongkar serta menggotong pintu pagar gerbang DPRD NTB di Jalan Udayana, Kota Mataram dalam aksi menolak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM), Selasa (6/9/2022).

iteNTB - Aksi unjuk rasa mahasiswa di Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB) menolak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) di warnai kericuhan antara aparat keamanan di depan Kantor DPRD NTB di Jalan Udayana, Selasa (6/9/2022).


Kericuhan antara aparat keamanan dan mahasiswa ini, lantaran mahasiswa ingin memaksa masuk ke dalam Gedung Udayana untuk berdialog dengan Ketua DPRD NTB, Hj Baiq Isvie Rupaeda. Namun, keinginan tersebut ditolak karena alasan keamanan. 


Tak ayal penolakan tersebut akhirnya membuat mahasiswa mendobrak barikade keamanan yang dijaga aparat gabungan kepolisian dari Polda NTB. Tak ayal aksi ini pun akhirnya ricuh. Bahkan, aksi unjuk rasa ini berlangsung hingga hujan lebat mengguyur Kota Mataram dan sekitarnya.


Ketua DPRD NTB, Baiq Isvie Rupaeda rela hujan-hujanan menemui masa aksi mahasiswa yang melakukan unjuk rasa menolak kenaikan harga BBM tersebut.


Sebelum menemui masa aksi di tengah guyuran hujan, Isvie sempat menemui para mahasiswa karena mereka memaksa ingin masuk ke dalam gedung DPRD untuk berdialog. Namun keinginan tersebut ditolak.


Isvie pun menyampaikan alasan mengapa masa aksi tidak diperkenankan masuk ke dalam gedung DPRD NTB.


"Mandat dari 65 anggota (DPRD NTB, red) tidak diperkenankan masuk ke dalam gedung DPRD karena Polda yang mempunyai hak untuk keamanan," kata Isvie dengan lantang dihadapan ribuan masa mahasiswa.


Aksi unjuk rasa para mahasiswa ini dimulai sejak pukul 09.00 WITA hingga menjelang sore. Namun sekitar pukul 13.00 WITA setelah ba'da shalat zuhur. Aksi diwarnai kericuhan antara aparat keamanan dan mahasiswa. 


Bahkan, aparat pun sempat menyemprotkan air kehadapan masa menggunakan mobil water canon untuk memecah masa aksi. Tiga truck water canon disiagakan polisi.


Namun, aksi polisi tersebut dibalas mahasiswa dengan merusak dan membongkar pintu gerbang DPRD NTB yang berada di sisi sebelah selatan hingga copot dari posisinya semula. 


Tak puas sampai di situ para mahasiswa pun sempat mengarak-ngarak dan mengingak-nginjak pagar yang telah dibongkar tersebut.


Meski hujan turun, aksi mahasiswa tetap tidak bubar. Justru mereka tetap melakukan aksinya di tengah guyuran hujan. 


Mereka juga tetap memaksa ingin masuk dalam gedung DPRD, namun tetap tidak diizinkan pihak keamanan.


Untuk meredam situasi itu, Ketua DPRD NTB Baiq Isvie Rupaeda akhirnya keluar kembali menemui mahasiswa, namun kali ini dalam kondisi hujan-hujanan. Di kawal aparat kepolisian dan stafnya.


Dihadapan masa aksi mahasiswa yang tergabung dalam "Aliansi Mahasiswa NTB Menggugat" yang dikomandoi Kordum Yudistira itu, Isvie berjanji akan menyampaikan apa yang menjadi tuntutan mahasiswa kepada pemerintah pusat. 


"Saya bersama adik-adik mahasiswa dalam perjuangan ini dan apa yang menjadi tuntutan akan saya kawal ke Jakarta," ujarnya di tengah hujan yang membasahi jalannya aksi unjuk rasa tersebut.


Meski demikian, perempuan pertama yang menjadi Ketua DPRD NTB itu, berharap aksi-aksi para mahasiswa tersebut tetap mengedepankan cara-cara yang baik dalam menyampaikan setiap aspirasinya dan tidak menggunakan cara-cara anarkis.


Setelah mendengar tuntutan dan aspirasinya akan diteruskan ke pemerintah pusat, para mahasiswa pun akhirnya pulang ke tempatnya masing-masing dengan tertib. 


Aksi ini sendiri kurang lebih dijaga 800 personil gabungan polisi dari unsur Dalmas dan Brimob. Unjuk rasa ini pun dipantau langsung Kapolda NTB, Irjen Pol Djoko Poerwanto.


Postingan Lama
Postingan Lebih Baru

Posting Komentar

Ads Single Post 4