Sambut PON 2028, NTB Bangun Stadion Internasional di Lombok Barat
Keterangan Foto: Ilustrasi |
iteNTB - Ketua KONI Nusa Tenggara Barat, Mori Hanafi memastikan pembangunan stadion utama berstandar internasional untuk perhelatan Pekan Olahraga Nasional (PON) ke-22 tahun 2028 akan di bangun di Kabupaten Lombok Barat.
"Untuk stadion utama ini kita akan bangun di Kabupaten Lombok Barat, dengan standar internasional. Ada tiga tempat yang diusulkan untuk lokasinya itu, yakni di Kecamatan Narmada, Lingsar dan Kuripan," ujarnya di Mataram, Kamis.
Mori mengatakan nantinya stadion utama tersebut berkapasitas 60 ribu sampai 70 ribu orang penonton. Stadion utama ini di bangun di atas lahan seluas 10-15 hektar. Sedangkan, anggaran untuk pembangunannya diperkirakan menelan biaya mencapai Rp2 triliun.
"Anggaran pembangunan stadion ini sepenuhnya dibiayai oleh pemerintah pusat," ucap Mori.
Menurutnya di sekitar stadion utama itu nantinya juga akan di bangun beberapa stadion untuk pertandingan beberapa cabang olahraga (Cabor). Hanya, saja untuk Cabor apa saja, pihaknya belum bisa memastikan.
"Cuman kita belum tahu detailnya seperti apa. Tapi yang pasti di sekitar stadion utama itu ada komplek olahraga lain yang juga akan di bangun," terang anggota DPRD NTB ini.
Disinggung terkait alasan pemilihan lokasi pembangunan stadion utama di Lombok Barat bukan di kabupaten atau kota lain di NTB. Mori menyatakan ada beberapa pertimbangan. Salah satunya, lahan yang tersedia cukup luas hanya ada di Kabupaten Lombok Barat.
Selain itu secara akomodasi dan transportasi di Kabupaten Lombok Barat dekat dengan pusat Kota Mataram sebagai Ibu Kota Provinsi NTB, sehingga cukup tersedia dan lengkap, seperti hotel-hotel.
"Kenapa tidak di bangun di Kota Mataram, karena kalau di Mataram sudah tidak ada lahan. Kalau di Lombok Tengah, sudah lengkap sebagai "sport tourism" ada MotoGP, WSBK dengan keberadaan Sirkuit Mandalika di situ," katanya.
"Terus kenapa tidak di kabupaten dan kota di Pulau Sumbawa. Itu lebih kepada terkait akomodasi dan akses transportasi. Karena kita akan menampung 60 ribu orang sehingga tidak mendukung kalau di bangun di Pulau Sumbawa," sambung Mori Hanafi.
Oleh karena itu, sebagai gantinya untuk di kabupaten dan kota lain akan di bangunkan GOR Mini, seperti di Bima, Sumbawa, dan Lombok Timur.
"Itu pun untuk bangun GOR Mini tidak main-main anggarannya saja sampai Rp100 miliar," ungkapnya.
Selain membangun stadion utama dan beberapa GOR Mini, pihaknya juga akan merevitalisasi sejumlah lokasi pertandingan yang sudah ada. Seperti GOR 17 Desember di Turide, Kota Mataram. Termasuk di tempat-tempat lain.
"Untuk Cabor Atletik misalnya nanti kita siapkan total di GOR Turide, makanya nanti ini kita akan revitalisasi GOR Turide. Begitu juga yang lain kita akan revitalisasi sehingga semua venue untuk PON berstandar internasional," ujar Mori Hanafi.
Diharapkan melalui pembangunan pusat olahraga baru maupun GOR Mini dan revitalisasi lokasi pertandingan yang ada, nantinya bisa dimanfaatkan oleh masing-masing kabupaten dan kota untuk melakukan pembinaan olahraga maupun kegiatan lainnya.
"Jadi pembangunan ini dihajatkan untuk percepatan pembangunan di mading-mading wilayah dan tentunya masyarakat setempat," katanya.
Sebelumnya NTB resmi ditetapkan sebagai tuan rumah PON ke-22 tahun 2028 bersama Nusa Tenggara Timur (NTT).
Penetapan tuan rumah NTB dan NTT dilaksanakan dalam Musyawarah Olahraga Nasional Luar Biasa, di Hotel Sultan Jakarta, Selasa (13/9).
Sementara itu Gubernur NTB, Zulkieflimansyah, optimis NTB bisa menyiapkan semua infrastruktur untuk penyelenggaraan PON ke-22 tahun 2028.
"Dengan waktu enam tahun, akan mampu kita kejar," ujarnya.
Gubernur mengatakan, berdasarkan hasil visitasi Tim Penjaringan dan Penyaringan KONI Pusat, potensi calon venue yang ada di NTB mencapai 40 hingga 60 persen. Bahkan untuk cabang olahraga tertentu, seperti motocross, NTB menjadi tuan rumah.
"Jadi (potensinya, red) bukan hanya 80 persen, tapi 100 persen. Apalagi sudah ada pesan dari Ketua Umum KONI Pusat (Marciano Norman) sudah jelas. Venue yang sudah ada direnovasi," katanya.
Posting Komentar