Gubernur: Kritik Ketua Partai Gelora NTB Wajar Untuk Naikkan Elektabilitas
Keterangan Foto: Gubernur Nusa Tenggara Barat, Zulkieflimansyah. |
iteNTB - Gubernur Nusa Tenggara Barat, Zulkieflimansyah menilai kritik yang dilontarkan Ketua DPW Gelora NTB, Lalu Pahrurrozi terhadap kepemimpinannya bersama Wakil Gubernur Hj Sitti Rohmi Djalilah sebagai salah satu cara menaikkan elektabilitas sebuah partai baru.
"Terkait catatan Ketua Gelora, saya rasa bagus-bagus saja. Karena menurut saya Ojik ini ketua partai sehingga salah satu cara meningkatkan elektabilitas partai harus kritik PKS, wajarlah," kata Zulkieflimansyah disela-sela halal bihalal bersama masyarakat di Pendopo Gubernur NTB di Mataram, Rabu (3/5).
Zulkieflimansyah menegaskan kritikan Lalu Pahrurrozi yang menyentil salah satu program unggulan Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTB, yakni industrialisasi adalah program gagal, menurut Gubernur NTB adalah keliru. Justru Bang Zul sapaan akrab Gubernur NTB menganggap Ketua DPW Partai Gelora NTB itu, tidak paham apa itu industrialisasi.
"Jadi jangan juga analisanya tanggung-tanggung. Boleh saja kita debat panjang tapi industrialisasi itu kan tidak harus hadir dan dimaknai dengan industri besar-besar segala macam. Misalnya kita mengalengkan Ayam Taliwang ke dalam bentuk kemasan, begitu juga teh kelor hingga menjadi besar seperti saat ini," ujarnya.
"Memang pengemasan ini terlihat sederhana tapi untuk sampai pada level itu butuh waktu panjang dan bertahun-tahun. Karena secara akademik ini bidang saya (industrialisasi, red). Jadi saya tahu betul," sambung Bang Zul.
Menurut Bang Zul, program industrialisasi ini bagaimana merubah pola pikir masyarakat dari sebelumnya terlihat sederhana dan biasa-biasa saja menjadi sesuatu yang luar biasa, sehingga ada dampak bisnisnya.
"Jadi proses perubahan cara berpikir itu yang kita dorong. Disangka industrialisasi itu hadirnya pabrik-pabrik besar. Padahal merubah nilai ayam yang tadinya biasa menjadi tidak biasa setelah dikemas. Mungkin orang-orang itu memaknai industrialisasi cara berpikir lama. Makanya menurut saya perlu sekolah lagi supaya dia mengerti lebih dalam soal industrialisasi itu," katanya.
Sebelumnya Ketua DPW Partai Gelora NTB Lalu Pahrurrozi membeberkan tiga kegagalan utama Pemprov NTB di bawah kepemimpinan Zulkieflimansyah - Sitti Rohmi Djalillah.
Pertama, Pahrurrozi menilai politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu gagal dalam manajemen pemerintahan dan tata kelola keuangan daerah.
Kemudian tata kelola keuangan daerah. Zulkieflimansyah tidak mampu mengelola keuangan daerah dengan baik. Banyaknya proyek yang belum terbayar kepada rekanan berpotensi tidak dapat diselesaikan hingga hari terakhir kepemimpinannya.
Persoalan kedua, penurunan kemiskinan oleh Pemprov NTB hingga hampir lima tahun menjabat kurang dari 1 persen. Angka kemiskinan yang diwariskan oleh kepemimpinan sebelumnya pada September 2018 sebesar 14,63 persen data BPS. Hingga September 2022, angka kemiskinan NTB bercokol pada angka 13,82 persen.
Kegagalan ketiga adalah sektor industrialisasi. Salah satu program prioritas utama Pemprov NTB. Namun, data menunjukkan sektor ini belum memberikan daya ungkit signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di NTB.
Pertumbuhan industri NTB dalam tiga tahun terkahir, kata Pahrurrozi kurang dari 2,5 persen. Pada 2020, pertumbuhan industri NTB -2,4 persen. Hal itu dapat dimaklumi lantaran adanya wabah COVID-19. Kemudian pada 2021 pertumbuhannya 2,1 persen dan di 2022 hanya 1,98 persen.
"Di zaman TGB selalu di atas 5 persen. Terutama di dua tahun terkahir. Padahal Bang Zul pernah bilang dirinya menempatkan orang terbaiknya menjadi Kadis Industri. Istilah saya pertumbuhan ekonomi di NTB mengalami stunting. Akibat nutrisi, gagasan dan visi yang tidak memadai dari Bang Zul," jelas Pahrurrozi.
Pertumbuhan sektor industri tersebut tidak relevan dengan pertumbuhan ekonomi NTB secara umum yang dinilainya cukup tinggi seperti pada tahun 2022 pertumbuhan ekonominya tembus 6,95 persen.
"Kontribusi sektor industri terhadap pertumbuhan regional di NTB hanya 0,09 persen terhadap kue besar pertumbuhan ekonomi NTB," tandas Zulkieflimansyah.
Posting Komentar