24 C
id

Johan Nilai Kebijakan Tarif Trump Jadi Momentum Perkuat Pangan Lokal

Keterangan Foto: Anggota Komisi IV DPR RI dari daerah pemilihan Provinsi Nusa Tenggara Barat 1 Pulau Sumbawa, Johan Rosihan.
iteNTB- Anggota Komisi IV DPR RI dari daerah pemilihan Provinsi Nusa Tenggara Barat 1 Pulau Sumbawa, Johan Rosihan, menilai kebijakan tarif impor tinggi yang diberlakukan Presiden Amerika Serikat Donald Trump sejak awal April menjadi momentum strategis bagi Indonesia untuk memperkuat ketahanan pangan nasional dan mendorong kemandirian produk lokal.

Hal ini disampaikan Johan Rosihan saat reses di daerah pemilihan Nusa Tenggara Barat (NTB) 1 Pulau Sumbawa, Sabtu, menyikapi kebijakan tarif impor tinggi yang diberlakukan Presiden Amerika Serikat Donald Trump.

Jogan menyatakan bahwa dampak kebijakan tersebut memang berpotensi mengganggu stabilitas sektor pangan, terutama karena Indonesia masih bergantung pada sejumlah bahan pangan impor dari AS seperti kedelai dan jagung. Namun, menurutnya, kondisi ini justru harus dimanfaatkan sebagai peluang untuk mempercepat reformasi sektor pangan dalam negeri.

"Ini saatnya kita serius memperkuat produksi pangan lokal, dari hulu sampai hilir. Jangan sampai momentum ini lewat begitu saja. Kita dorong pangan lokal menjadi tuan rumah di negeri sendiri," ujarnya.

Johan menegaskan pentingnya dukungan kebijakan nyata dari pemerintah, termasuk insentif untuk petani dan UMKM pangan lokal, perluasan lahan produktif, serta penguatan riset dan teknologi pertanian.

Ia juga mendorong percepatan program substitusi impor, terutama terhadap bahan baku industri makanan yang selama ini sangat bergantung pada pasokan luar negeri.

"Jangan kita hanya reaktif ketika gejolak datang dari luar. Harus ada desain besar untuk kedaulatan pangan, dan ini harus kita mulai sekarang. NTB, misalnya, punya potensi luar biasa dalam produksi padi,  jagung, sorgum, hingga produk peternakan dan perikanan," terangnya.

Selain mendorong kemandirian produksi, Johan juga menyerukan agar pemerintah memperkuat cadangan pangan nasional dan memperluas akses pasar bagi produk pangan lokal. Sebab, menurutnya, perlindungan terhadap petani dan nelayan lokal menjadi bagian penting dari strategi ketahanan nasional di tengah situasi global yang tidak menentu.

"Kita tidak bisa bergantung terus pada pasar luar. Saatnya pemerintah hadir lebih kuat, membela pangan lokal dan produk petani kita," tegas Johan.

Oleh karena itu, meski kebijakan tarif AS telah memicu pelemahan rupiah dan kenaikan biaya impor yang berdampak pada sektor-sektor strategis, termasuk pangan. Ia berharap di tengah tekanan ini, langkah konkret pemerintah dan kesadaran publik untuk beralih ke konsumsi produk lokal dinilai menjadi penentu utama daya tahan ekonomi nasional.


Postingan Lama
Postingan Lebih Baru

Posting Komentar

Ads Single Post 4